بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
Bismillahirrahmanirrahim
"Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang"
- Nama kitab: Terjemah Kitab Fathul Qorib (Fath Al-Qarib)
- Syarh dari: Kitab Matan Taqrib Abu Syujak
- Judul kitab asal: Fathul Qarib Al-Mujib fi Syarhi Alfazh Al-Taqrib atau Al-Qawl Al-Mukhtar fi Syarh Ghayatil Ikhtishar
- Pengarang: Muhammad bin Qasim bin Muhammad Al-Ghazi ibn Al-Gharabili Abu Abdillah Syamsuddin
- Bidang studi: Fiqih madzhab Syafi'i
(فتح القريب المجيب في شرح ألفاظ التقريب أو القول المختار في شرح غاية الإختصا)
قال المصنف رحمه الله تعالى ونفعنا به وبعلومه في الدارين أمين
Menerangkan syirkah.
(فَصْلٌ) فِي الشِّرْكَةِ
(Fasal) menjelaskan syirkah.
وَهِيَ لُغَةً الْاِخْتِلَاطُ وَشَرْعًا ثُبُوْتُ الْحَقِّ عَلَى جِهَّةِ الشُّيُوْعِ فِيْ شَيْئٍ وَاحِدٍ لِاثْنَيْنِ فَأَكْثَرَ
Syirkah secara bahasa adalah bercampur. Dan secara syara’ adalah tetapnya hak secara umum pada barang satu bagi dua orang atau lebih.
Syarat Syirkah
(وَلِلشِّرْكَةِ خَمْسُ شَرَائِطَ:)
Syirkah memiliki lima syarat.
الأَوَّلُ (أَنْ تَكُوْنَ) الشِّرْكَةُ (عَلَى نَاضٍ) أَيْ نَقْدٍ (مِنَ الدَّرَاهِمِ وَالدَّنَانِيْرِ) وَإِنْ كَانَ مَغْشُوْشَيْنِ وَاسْتَمَرَّ رَوَاجُهُمَا فِي الْبَلَدِ
Yang pertama, syirkah harus dilakukan dengan uang berupa dirham dan dinar walaupun telah dicampur namun harus tetap berlaku di pasaran.
وَلَا تَصِحُّ فِيْ تِبْرٍ وَحُلِيٍّ وَسَبَائِكَ
Tidak sah melakukan akad syirkah dengan tibrin (emas mentah), perhiasan dan saba’ik (emas batangan).
وَتَكُوْنُ الشِّرْكَةُ أَيْضًا عَلَى الْمِثْلِيِّ كَالْحِنْطَةِ
Syirkah juga bisa dilakukan dengan barang-barang mitsli seperti gandum putih.
لَا الْمُتَقَوَّمِ كَالْعَرُوْضِ مِنَ الثِّيَابِ وَنَحْوِهَا
Tidak sah dilakukan dengan barang-barang mutaqawwam (yang dikrus dengan uang) seperti barang-barang dagangan berupa pakaian dan sesamanya.
(وَ) الثَّانِيْ (أَنْ يَتَّفِقَا فِي الْجِنْسِ وَالنَّوْعِ)
Yang kedua, jenis dan macam barang yang disyirkahnya harus sama.
فَلَا تَصِحُّ الشِّرْكَةُ فِيْ الذَّهَبِ وَالدَّرَاهِمِ وَلَا فِيْ صَحَاحٍ وَمُكَسَّرَةٍ وَلَا فِيْ حِنْطَةٍ بَيْضَاءَ وَحَمْرَاءَ
Sehingga tidak sah melakukan akad syirkah dengan emas dan dirham, uang utuh dengan uang pecah, dan tidak sah gandum putih dengan gandum merah.
(وَ) الثَّالِثُ (أَنْ يَخْلِطَا الْمَالَيْنِ) بِحَيْثُ لَا يَتَمَيَّزَانِ
Yang ke tiga, keduanya harus mencampur kedua hartanyanya, sekira keduanya tidak berbeda lagi.
(وَ) الرَّابِعُ (أَنْ يَأْذَنَ كُلُّ وَاحِدٍ مِنْهُمَا) أَيِ الشَّرِيْكَيْنِ (لِصَاحِبِهِ فِي التَّصَرُّفِ)
Yang ke empat adalah masing-masing dari keduanya, maksudnya kedua orang yang melakukan akad syirkah, harus memberi izin pada temannya untuk menjalankan harta syirkah.
فَإِذَا أَذِنَ لَهُ فِيْهِ تَصَرَّفَ بِلَا ضَرَرٍ
Ketika telah diberi izin, maka harus mentasharrufkan dengan cara yang tidak beresiko.
فَلَا يَبِيْعُ كُلٌّ مِنْهُمَا نَسِيْئَةً وَلَا بِغَيْرِ نَقْدِ الْبَلَدِ وَلَا بِغَبْنٍ فَاحِشٍ
Sehingga masing-masing dari keduanya tidak diperkenankan melakukan akad jual beli dengan cara tempo, dengan selain mata uang daerah setempat dan dengan menanggung kerugian yang terlalu parah.
وَلَا يُسَافِرُ بِالْمَالِ الْمُشْتَرَكِ إِلاَّ بِإِذْنٍ
Masing-masing tidak diperkenankan melakukan bepergian dengan membawa harta yang disyirkahnya kecuali dengan izin temannya.
فَإِنْ فَعَلَ أَحَدُ الشَّرِيْكَيْنِ مَا نُهِيَ عَنْهُ لَمْ يَصِحَّ فِيْ نَصِيْبِ شَرِيْكِهِ
Jika salah satu dari kedua orang yang melakukan akad syirkah melakukan akad yang telah dilarang, maka hukum akad tersebut tidak sah pada bagian temannya.
وَفِيْ نَصِيْبِهِ قَوْلَا تَفْرِيْقِ الصُّفْقَةِ
Sedangkan pada bagiannya sendiri terdapat dua pendapat dalam permasalahan “tafriqusshufqah”.
(وَ) الْخَامِسُ (أَنْ يَكُوْنَ الرِّبْحُ وَالْخُسْرَانِ عَلَى قَدْرِ الْمَالَيْنِ)
Yang ke lima, laba dan rugi disesuai dengan ukuran kedua hartanya.
سَوَاءٌ تَسَاوَى الشَّرِيْكَانِ فِي الْعَمَلِ فِيْ الْمَالِ الْمُشْتَرَكِ أَوْ تَفَاوَتَا فِيْهِ
Baik ukuran keduanya sama dalam menjalankan harta yang disyirkahkah ataupun kadarnya berbeda.
فَإِنِ اشْتَرَطَا التَّسَاوِيَ فِيْ الرِّبْحِ مَعَ تَفَاوُتِ الْمَالَيْنِ أَوْ عَكْسَهُ لَمْ يَصِحَّ
Sehingga, jika keduanya mensyaratkan harus sama di dalam laba padahal jumlah hartanya berbeda, atau sebaliknya (berbeda dalam laba, padahal jumlah hartanya sama), maka hukum syirkahnya tidak sah.
Hukum Akad Syirkah
وَالشِّرْكَةُ عَقْدٌ جَائِزٌ مِنَ الطَّرَفَيْنِ
Syirkah adalah akad yang jaiz dari kedua belah pihak.
(وَ) حِيْنَئِذٍ (لِكُلِّ وَاحِدٍ مِنْهُمَا) أَيِ الشَّرِيْكَيْنِ (فَسْخُهَا مَتَى شَاءَ)
Dengan demikian, maka bagi masing-masing dari keduanya, maksudnya dua orang yang melakukan akad syirkah, diperkenankan untuk merusak akad kapanpun mereka menghendaki.
وَيَنْعَزِلَانِ عَنِ التَّصَرُّفِ بِفَسْخِهَا
Keduanya tercopot dari tasharruf sebab telah merusak akad syirkah.
(وَمَتَى مَاتَ أَحَدُهُمَا) أَوْ جُنَّ أَوْ أُغْمِيَ عَلَيْهِ (بَطَلَتْ) تِلْكَ الشِّرْكَةُ
Ketika salah satu dari keduanya meninggal dunia, gila, atau epilepsi, maka akad syirkah tersebut menjadi batal.
Posting Komentar